Senin, 17 Desember 2012

Kesatuan Sila-Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat


Kesatuan Sila-Pancasila  sebagai Suatu Sistem Filsafat
Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epitemologis serta dasar aksiologis sendiri yang berbeda dengan sistim filsafat lainnya misalnya materialisme, liberalisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat didunia   Kesatuan sila-sila pancasila bersifat hierarkhis dan mempunyai bentuk piramidal.
A. .Dasar antropologis sila –sila pancasila
Kelima sila pancasila bukan berdiri sendiri melainkan memiliki satu kesatuan dasar ontologis,dasar ontologis pancasila pada hakikatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak monopluralis, oleh karma itu hakekat dasar ini juga disebut antropologis .  sebagaimana yang  dijelaskan pada ayat – ayat pancasila:
“bahwa yang berketuhanan yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusawaratan/perwakilan serta yang berkeadilan social pada hakikatnya adalah manusia (Notonagoro, 1975:23)
Hal hal yang mutlak sebagai pendukung pokok sila  - sila pancasila, yaitu terdiri atas kodrat, raga dan jiwa jasmani dan rohani. Sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta barkedudukan sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk tuhan yang maha esa .
Berdasarkan urain tersebut maka hakekat kesatuan sila-sila pancasila yang bertingkat dan berbentuk pyramidal dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    sila pertama ketuhanan yang maha esa mendasari dan menjiwai  semua sila-sila pancasila yang lainnya. Hal tersebut berdasarkan pada hakekat bahwa pedukung pokok Negara adalah masalah
2.    sila ke dua kemanusiaan yang adil dan beradap di dasari dan di jiwai oleh sila-sila lainnya hal ini di jelas kan bahwa manusia adalah sebagai subyek pendukung pokok negara dan negara adalah dari, oleh dan untuk manusia.
3.    sila ketiga persatuan indonesia didasari dan di jiwai oleh sila-sila pancasila lainnya yang maknanya hakikat persatuan didasari dan dijiwai oleh sila ketuhanan dan kemanusiaan.
4.    sila ke empat adalah kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permuyawaratan dan perwakilan.makna pokok sila keempat adlah kerakyatan yaitu kesesuaiannya dengan hakikat rakyat
5.    sila ke lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia memiliki makna pokok keadilan yaitu hakikatnya kesesuaian dengan hakikat adil.
B.    Dasar epistemologis sila-sila pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya juga merupakan suatu sistem pengetahuan pancasila yang mempunyai pengertian seperti yang demikian ini telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan.
Dasar epistemologis tidak dapat dipisahkan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia kalau manusia merupakan basis ontologis dari pancasila.maka dengan demikian dasar epistemologis memiliki 3 persoalan yang mendasar (Titus, 1984 ; 20)yaitu :tentang sumber pengetahuan manusia, tentang teori kebenaran pengetahuan manusia, tentang watak pengetahuan manusia.
Persoalan epistemologi dalam hubungannya dengan pancasila sebagai berikut : pancasila sebagai suatu obyeg pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan pancasila
C.     .Dasar aksiologis sila-sila pancasila
Sila-sila sebagai suatu sistem filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.
Menurut Max Sscheler bahwa tinggi rendahnya nilai dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan yaitu  sebagai berikut :
  1. Nilai-nilai kenikmatan
  2. nilai-nilai kehidupan
  3. nilai-nilai kejiwaan
  4. nilai-nilai kerohhanian
Sedangkan nilai menurut notonegoro dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1.    Nilai material
Yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
2.    Nilai vital
Yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan suatu aktifitas atau kegiatan.
3.    Nilai kerohanian
Yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
                    


2 komentar: